Candi Kethek. Candi ini berada disebuah hutan pinus milik Perhutani , untuk menuju ke candi kethek hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki saja sekitar 15 menit dikarenakan akses jalan hanya berupa jalan setapak kecil, licin jika hujan dan disebelah berupa jurang yang dalam.
Perjalanan cukup melelahkan dan harus hati-hati apabila tidak ingin terpelesat jatuh ke jurang. Dalam bahasa jawa
Kethek adalah kera, mengapa dinamakan seperti itu?? yang jelas di lokasi candi ini tidak ditemukan gerombolan kera liar yang hidup di hutan ini. Mungkin nama kethek diberikan karena penduduk setempat mempercayai bagian atas dari candi ini menyerupai Hanoman, tokoh pewayangan berwujud kera putih.
Bentuk candi kethek sangat berbeda dengan bentuk candi yang umum berada di jawa tengah. Candi ini lebih cocok mirip bangunan megalitikum yaitu berupa punden berundak, yaitu struktur
candi berupa batu yang ditumpuk dan disusun berundak-undak. Pada bagian atas candi terdapat sebuah bangunan kecil yang ditutup sarung Bali (kotak-kotak hitam putih) untuk tempat sembahyang umat Hindhu (Sebagian warga didaerah ini beragama Hindhu).
Candi ini sudah diketahui sejak tahun 1842, tetapi ekskavasi oleh BP3 Jawa Tengah bekerja sama dengan Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada dan PemKab Karanganyar baru dilakukan pada tahun 2005. Ekskavasi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa
Candi Kethek merupakan candi Hindu, Hal ini didasarkan pada temuan arca kura-kura yang merupakan simbol Dewa Wisnu, salah satu dewa dalam ajaran agama Hindu.(Sumber Wikipedia).
Lokasi :
Dsn.Ceto, Ds.Gumeng, Kec.Jenawi, Kab.Karanganyar atau berada disebelah timur laut
candi ceto.