Candi Sawentar adalah salah satu candi peninggalan abad 13. Letak candi lebih rendah dari permukaan tanah di sekelilingnya. Candi Sawentar ini tertimbun dalam tanah dan baru digali kembali pada tahun 1915 sampai 1920. Luas Candi Sawentar 9,53 X 6,86 m, dan bentuknya mirip dengan Candi Kidal. Tubuh Candi Sawentar berdiri di atas batur seluas 7 X 7 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m.
Tinggi candi sampai ke puncaknya mencapai 10,65 m. Tubuh candi lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan kakinya, sehingga terbentuk selasar sempit di sekelilingnya. Pintu candi terletak di sisi barat, diapit oleh relung kecil di kiri dan kanannya.
Di atas ambang pintu maupun relung tidak terdapat hiasan kepala Kala. Kedua relung dalam keadaan kosong tanpa arca.
Pada dinding luar tubuh
Candi Sawentar di sisi utara dan selatan juga terdapat relung tempat meletakkan arca yang saat ini dalam keadaan kosong.
Berbeda dengan pintunya, justru di atas ambang masing-masing relung ini terdapat pahatan kepala Kala lengkap dengan rahang bawah.
Untuk naik ke atas batur, di depan pintu candi terdapat tangga selebar sekitar 0,5 m. Tangga yang menjorok keluar batur ini dilengkapi dengan pipi tangga yang agak tebal, polos tanpa pahatan, kecuali sepasang kepala naga di kakinya.
Dinding luar pipi tangga dihiasi pahatan sayap burung dalam bentuk pola geometris yang khas. Lantai ruang dalam dan relung di ketiga sisi tubuh candi letaknya sedikit lebih tinggi dari lantai selasar, oleh karenanya di depan pintu dan masing-masing relung terdapat tangga kecil yang juga dilengkapi dengan pipi tangga.
Dalam garba grha, ruangan dalam tubuh
Candi Sawentar, terdapat sebuah yoni dengan pahatan garuda pada alasnya. Diduga candi ini digunakan untuk memuja Wishnu, karena garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu. Pada dinding terdapat pahatan bermotif salib Portugis.
Atap candi berbentuk susunan tiga buah kotak persegi empat yang makin ke atas makin mengecil. Pada tepian kotak terdapat pahatan yang tampak seperti tulisan. Di tengah dan sudut masing-masing kotak terdapat hiasan dengan pahatan yang halus.
Perbedaan tingkat kerumitan pahatan di bagian atap dan tubuh bagian atas dibandingkan dengan pahatan di kaki dan tubuh bagian bawah menimbulkan bahwa pembuatan
Candi Sawentar belum sepenuhnya selesai.
Candi ini dianggap sebagai wujud peralihan tipe candi Jawa Timur lama ke tipe yang lebih akhir.
Menurut perkiraaan, pembangunannya dilakukan pada awal sampai pertengahan abad 13 M.
Candi Sawentar II yang terletak tidak jauh dari candi pertama, tepat di belakang sebuah pasar kecil dan berdampingan dengan lapangan sepak bola, tidak banyak literatur atau informasi yang saya ketahui mengenai Candi Sawentar II, beberapa info yang saya baca menunjukan bahwa keberadaan Candi Sawentar II berbeda masa dengan Candi Sawentar (candi induk).
Jika Candi induk dibuat pada masa Kerajaan Singhasari (melihat bentuk bangunan yang menyerupai Candi Kidal),
Candi Sawentar II dibuat pada masa Kerajaan Majapahit di mana candi tersebut ditujukan sebagai monumen perang paregreg.
http://wartapedia.com
http://www.purbakala.jawatengah.go.id